al-faqir
Aku terduduk
menggenggam palu
Berkubah atap lampu
neon
Barisan kursi bak
prajurit
Menatap tajam sang
pesakitan
Wajah lusuh lesu
terduduk
Memintal-mintal ujung
tepi baju
Gugup bercampur takut
Lukisan wajah penuh
guratan
Ku sertakan hati dalam
ketukan palu
Menganggap benar
memang seharusnya
Manusia hanya berusaha
Hakim sejati tuhan
semata
Terdengar basah
suaranya serak
Luapan syukur tertetes
air mata
Ia bebas pada akhirnya
Tak lagi terikat
sanksi hukum abu-abu