Suatu hari dua pendeta nasrani
datang berkunjung ke Madinah. Ia ingin bertemu dengan Rasulullah saw.
Sebenarnya mereka telah memplajari kitab Injil yang menceritakan adanya Nabi di
akhir zaman. Nabi itu lahir di Mekkah dan membawa ajaran agama Islam. Kitabnya
bernama Al-Qur’an. Maka mereka sangat penasaran dan ingin membuktikan ayat-ayat
Injil yang pernah dipelajarinya.
“benarkah engkau yang bernama
Muhammad?” tanya salah seorang diantara mereka.
“Benar”
jawab Rasulullah.
Kedua pendeta itu salig berpandangan. Mereka
berbisik, “ciri-ciri orang ini seperti yang disebutkan dalam Injil.
Lalu salah seorang diantara mereka bertanya,
“apakah namamu juga Ahmad?”
“Benar” jawab Rasulullah.
“siapa nama ayah dan ibumu?”
“Ayahku benama Abdullah dan ibuku bernama
Aminah”
Dua pendeta itu benar-benar yakin bahwa orang
yang ada dihadapannya adalah Muhammad, Nabi yang telah dijelaskan dalam
ayat-ayat Injil.
Mereka kemudian menyatakan maksud
kedatangannya.
“sungguh, kami ingin menanyakan sesuatu kepadamu.
Jika kamu bisa menjawab, maka kami akan beriman dan mengikuti ajaranmu,” kata
mereka.
“silahkan!” jawab Rasulullah.
“wahai muhammad, jelaskan syahadat terbesar
dalam Al-Kitab!” pinta mereka.
Rasulullah terdiam. Lalu turunlah firman Allah
yang kemudian disampaikan kepada kedua pendeta itu.
“syahadat yang terbesar dalam Al-Kitab adalah:
Allah menciptakan roh-roh sebelum badan-badannya, terpaut empat ribu tahun. Dia
menciptakan rejeki-rejeki terpaut empat ribu tahun dan dipersaksikan olehNya
dengan DzatNya sebelum makhluk diciptakan,”’ kata Rasulullah.
“makhluk yang dimaksud itu siapa?” tanya
seorang pendeta.
“Makhluk yang ku maksudkan adalah langit dan
bumi, baik daratan maupun lautan. Maka Allah berfirman: Syahidallahu wahuwal
aziizul hakiim,” demikian Rasulullah menjelaskan.
Maka kedua pendeta itu membenarkan kalimat yang
disampaikan oleh Rasulullah. Mereka lalu membaca dua kalimat syahadat dan
menyatakan diri masuk islam.